Rabu, 11 April 2012

PEMANIS SINTETIS

Bahan Tambahan Pangan

Bahan yang ditambahkan ke dalam pangan untuk mempengaryhi sifat atau bentuk pangan, baik yang mempunyai atau tidak mempunyai nilai gizi.

Pemanis Buatan

bahan tambahan pangan yang dapat menyebabkan terutama rasa manis pada produk
pangan yang tidak atau sedikit mempunyai nilai gizi atau kalori

Macam-macam Pemanis Buatan

  • Alltam

  • Asesulfam-K (Acesulfame Potassium)

  • Aspartam (Aspartame)

  • Isomalt

  • Laktitol (Lactitol)

  • Maltitol (Maltitol)

  • Manitol (Mannitol)

  • Neotam (Neotame)

  • Sakarin (Saccharin)

  • Siklamat (Cyclamates)

  • Sillitol (Xylitol)

  • Sorbitol

  • Sukralosa (Sucralose)

 

1. Alitam (Alitame)

Deskripsi
Alitam dengan rumus kimia C14H25N3O4S.2,5 H2O atau L-a-Aspartil-N-[2,2,4,4-tetrametil-3-
trietanil]-D-alanin amida, hidrat dan merupakan senyawa yang disintesis dari asam amino Lasam
aspartat, D-alanin, dan senyawa amida yang disintesis dari 2,2,4,4-tetra
metiltienanilamin. Alitam memiliki tingkat kemanisan relatif sebesar 2.000 kali tingkat
kemanisan sukrosa dengan nilai kalori 1,4 kkal/g atau setara dengan 5,85 kJ/g.
Penggunaannya dengan pemanis buatan lainnya bersifat sinergis.

Fungsi lain
Tidak ada.

Kajian keamanan
Alitam dapat dicerna oleh enzim dalam saluran pencernaan dan diserap oleh usus berkisar
antara 78% sampai dengan 93% dan dihidrolisis menjadi asam aspartat dan alanin amida.
Sedangkan sisa alitam yang dikonsumsi yaitu sebanyak 7% sampai dengan 22%
dikeluarkan melalui feses. Asam aspartat hasil hidrolisis selanjutnya dimetabolisme oleh
tubuh dan alanin amida dikeluarkan melalui urin sebagai isomer sulfoksida, sulfon, atau
terkonjugasi dengan asam glukoronat. Oleh karena itu, CCC menyebutkan alitam aman
dikonsumsi manusia. Sedangkan JECFA merekomendasikan bahwa alitam tidak bersifat
karsinogen dan tidak memperlihatkan sifat toksik terhadap organ reproduksi. Konsentrasi
yang tidak menimbulkan efek negatif pada hewan (level of no adverse effect) adalah
sebanyak 100 mg/kg berat badan. Sementara ADI untuk alitam adalah sebanyak 0,34
mg/kg berat badan. 

Pengaturan
CAC mengatur maksimum penggunaan alitam pada berbagai produk pangan berkisar
antara 40 mg/kg sampai dengan 300 mg/kg produk. Beberapa negara seperti Australia, New
Zealand, Meksiko, dan RRC telah mengijinkan penggunaan alitam sebagai pemanis untuk
berbagai produk pangan. 

2. Asesulfam-K (Acesulfame Potassium) 

Deskripsi
Asesulfam-K dengan rumus kimia C4H4KNO4S atau garam kalium dari 6-methyl-1,2,3-
oxathiazin-4(3H)-one-2,2-dioxide atau garam Kalium dari 3,4-dihydro-6-methyl-1,2,3-
oxathiazin-4-one-2,2 di- oxide merupakan senyawa yang tidak berbau, berbentuk tepung
kristal berwarna putih, mudah larut dalam air dan berasa manis dengan tingkat kemanisan
relatif sebesar 200 kali tingkat kemanisan sukrosa tetapi tidak berkalori. Kombinasi penggunaan asesulfam-K dengan asam aspartat dan natrium siklamat bersifat sinergis
dalam mempertegas rasa manis gula.

Fungsi lain
Penegas cita rasa (flavor enhancer) terutama cita rasa buah. 

Kajian keamanan
Beberapa kajian memperlihatkan bahwa asesulfam-K tidak dapat dicerna, bersifat non
glikemik dan non kariogenik, sehingga JECFA menyatakan aman untuk dikonsumsi manusia
sebagai pemanis buatan dengan ADI sebanyak 15 mg/kg berat badan.

Pengaturan
CAC mengatur maksimum penggunaan asesulfam-K pada berbagai produk pangan berkisar
antara 200 sampai dengan 1.000 mg/kg produk. Sementara CFR mengatur maksimum
penggunaan asesulfam-K pada berbagai produk pangan dalam GMP atau CPPB.
Sedangkan FSANZ mengatur maksimum penggunaan asesulfam-K pada berbagai produk
pangan berkisar antara 200 mg/kg sampai dengan 3.000 mg/kg produk.

4. Aspartam (Aspartame)

Deskripsi
Aspartam atau Aspartil fenilalanin metil ester (APM) dengan rumus kimia C14H18N2O5 atau 3-
amino-N(a-carbomethoxy-phenethyl)succinamic acid, N-L-a-aspartyl-L-phenylalanine-1-
methyl ester merupakan senyawa yang tidak berbau, berbentuk tepung kristal berwarna
putih, sedikit larut dalam air, dan berasa manis. Aspartam memiliki tingkat kemanisan relatif
sebesar 60 kali sampai dengan 220 kali tingkat kemanisan sukrosa dengan nilai kalori
sebesar 0,4 kkal/g atau setara dengan 1,67 kJ/g. Kombinasi penggunaan aspartam dengan
pemanis buatan lain dianjurkan terutama untuk produk-produk panggang dalam
mempertegas cita-rasa buah.

Fungsi lain
Penegas cita rasa (flavor enhancer) terutama cita rasa buah.

Kajian keamanan
Kajian digestive dari Monsanto memperlihatkan bahwa aspartam dimetabolisme dan terurai
secara cepat menjadi asam amino, asam aspartat, fenilalanin, dan metanol, sehingga dapat
meningkatkan kadar fenilalanin dalam darah. Oleh karena itu pada label, perlu dicantumkan
peringatan khusus bagi penderita fenilketonuria. Penggunaan aspartam sesuai dengan
petunjuk FDA dinilai aman bagi wanita hamil. JECFA mengijinkan aspartam sebagai
pemanis buatan dengan ADI sebanyak 50 mg/kg berat badan.

Pengaturan
CAC mengatur maksimum penggunaan aspartam pada berbagai produk pangan berkisar
antara 500 mg/kg sampai dengan 5.500 mg/kg produk. Sementara CFR mengatur
penggunaan aspartam tidak lebih dari 0,5% dari berat bahan siap dipanggang atau dari
formulasi akhir khususnya untuk produk pangan yang dipanggang. Sedangkan FSANZ mengatur bahwa maksimum penggunaan asesulfam-K pada berbagai produk pangan
berkisar antara 150 mg/kg sampai dengan 10.000 mg/kg produk.

4. Isomalt (Isomalt)

Deskripsi
Isomalt merupakan campuran equimolar dari 6-O- -D-Glucopyranosyl-D-glucitol (GPG)
(GPG-C12H24O11) dan 1-O- -D-Glucopyranosyl-D-mannitol (GPM) dihydrate (GPMC12H24O11.2H2O)
mengandung gluko-manitol dan gluko-sorbitol dibuat dari sukrosa melalui
dua tahap proses enzimatik. Perubahan molekuler yang terjadi dalam proses tersebut
menyebabkan isomalt lebih stabil secara kimiawi dan enzimatik dibandingkan dengan
sukrosa. Isomalt berbentuk kristal berwarna putih, tidak berbau, dan berasa manis dengan
tingkat kemanisan relatif sebesar 0,45 kali sampai dengan 0,65 kali tingkat kemanisan
sukrosa. Nilai kalori isomalt sebesar 2 kkal/g atau setara dengan 8,36 kJ/kg.

Fungsi lain
Bahan pengisi (filler), pencita rasa buah, kopi, dan coklat (flavor enhancer).

Kajian keamanan
Isomalt termasuk dalam golongan GRAS (Generally Recognized As Safe), sehingga aman
dikonsumsi manusia, tidak menyebabkan karies gigi, dan tidak menyebabkan peningkatan
kadar gula dalam darah bagi penderita diabetes tipe I dan II .

Pengaturan
JECFA menyatakan isomalt merupakan bahan tambahan pangan yang aman untuk
dikonsumsi manusia. CAC mengatur maksimum penggunaan Isomalt pada berbagai produk
pangan berkisar antara 30.000 mg/kg sampai dengan 500.000 mg/kg produk dan sebagian
besar digolongkan sebagai GMP/CPPB.

5. Laktitol (Lactitol)

Deskripsi
Laktitol dengan rumus kimia C12H24O11 atau 4-O- -D-Galactopyranosil-D-glucitol dihasilkan
dengan mereduksi glukosa dari disakarida laktosa. Laktitol tidak dihidrolisis dengan laktase
tetapi dihidrolisis atau diserap di dalam usus kecil. Laktitol dimetabolisme oleh bakteri dalam
usus besar dan diubah menjadi biomassa, asam-asam organik, karbondioksida (CO2) dan
sejumlah kecil gas hidrogen (H2). Asam-asam organik selanjutnya dimetabolisme
menghasilkan kalori. Laktitol stabil dalam kondisi asam, basa, dan pada kondisi suhu tinggi,
tidak bersifat higroskopis dan memiliki kelarutan serupa glukosa. Laktitol berasa manis
seperti gula tanpa purna rasa (aftertaste) dengan tingkat kemanisan relatif sebesar 0,3 kali
sampai dengan 0,4 kali tingkat kemanisan sukrosa. Nilai kalori laktitol sebesar 2 kkal/g atau
setara dengan 8,36 kJ/g.

Fungsi lain
Bahan pengisi (filler)

Kajian keamanan
Laktitol termasuk dalam golongan GRAS, sehingga aman dikonsumsi manusia, tidak
menyebabkan karies gigi, dan tidak menyebabkan peningkatan kadar glukosa dan insulin
dalam darah bagi penderita diabetes. Hasil evaluasi Scientific Committee for Food of
European Union pada tahun 1984 menyatakan bahwa konsumsi laktitol sebanyak 20 g/hari
dapat mengakibatkan efek laksatif.

Pengaturan
JECFA menyatakan laktitol merupakan bahan tambahan pangan yang aman untuk
dikonsumsi manusia. CAC mengatur maksimum penggunaan laktitol pada berbagai produk
pangan berkisar antara 10.000 mg/kg sampai dengan 30.000 mg/kg produk dan sebagian
digolongkan sebagai GMP/CPPB.

6. Maltitol (Maltitol)

Deskripsi
Maltitol dengan rumus kimia C12H14O11 atau -D-Glucopyranosyl-1,4-D-glucitol termasuk
golongan poliol yang dibuat dengan cara hidrogenasi maltosa yang diperoleh dari hidrolisis
pati. Maltitol berbentuk kristal anhydrous dengan tingkat higroskopisitas rendah, dan suhu
leleh, serta stabilitas yang tinggi. Dengan karakteristik tersebut maltitol dimungkinkan bisa
sebagai pengganti sukrosa dalam pelapisan coklat bermutu tinggi, pembuatan kembang
gula, roti coklat, dan es krim. Maltitol berasa manis seperti gula dengan tingkat kemanisan
relatif sebesar 0,9 kali tingkat kemanisan sukrosa. Nilai kalori laktitol sebesar 2,1 kkal/g
atau setara dengan 8,78 kJ/g.

Fungsi lain
Pencita rasa (flavor enhancer), humektan, sekuestran, pembentuk tekstur, penstabil
(stabilizer), dan pengental (thickener).

Kajian keamanan
Maltitol termasuk dalam golongan GRAS, sehingga aman dikonsumsi manusia, tidak
menyebabkan karies gigi, dan tidak menyebabkan peningkatan kadar glukosa dan insulin
dalam darah bagi penderita diabetes.

Pengaturan
JECFA menyatakan maltitol merupakan bahan tambahan pangan yang aman untuk
dikonsumsi manusia. CAC mengatur maksimum penggunaan maltitol pada berbagai produk
pangan berkisar antara 50.000 mg/kg sampai dengan 300.000 mg/kg produk dan sebagian
digolongkan sebagai GMP/CPPB.

7. Manitol (Mannitol) 

Deskripsi
Manitol dengan rumus kimia C6H14O6 atau D-mannitol; 1,2,3,4,5,6-hexane hexol merupakan
monosakarida poliol dengan nama kimiawi Manitol berbentuk kristal berwarna putih, tidak
berbau, larut dalam air, sangat sukar larut di dalam alkohol dan tidak larut hampir dalam semua pelarut organik. Manitol berasa manis dengan tingkat kemanisan relatif sebesar 0,5
kali sampai dengan 0,7 kali tingkat kemanisan sukrosa. Nilai kalori manitol sebesar 1,6
kkal/g atau 6,69 kJ/g.

Fungsi lain
Anti kempal (anticaking agent), pengeras (firming agent), penegas cita rasa (flavor
enhancer), pembasah atau pelumas, pembentuk tekstur, pendebu (dusting agent), penstabil
(stabilizer), dan pengental (thickener).

Kajian keamanan
Manitol termasuk dalam golongan GRAS, sehingga aman dikonsumsi manusia, tidak
menyebabkan karies gigi, dan tidak menyebabkan peningkatan kadar glukosa dan insulin
dalam darah bagi penderita diabetes. Konsumsi manitol sebanyak 20 g/hari akan
mengakibatkan efek laksatif.

Pengaturan
JECFA menyatakan manitol merupakan bahan tambahan pangan yang aman untuk
dikonsumsi manusia. CAC mengatur maksimum penggunaan manitol pada berbagai produk
pangan sebanyak 60.000 mg/kg produk dan sebagian digolongkan sebagai GMP/CPPB.

8. Neotam (Neotame)

Deskripsi
Neotam dengan rumus kimia C20H30N2O5 atau L-phenylalanine, N-[N-(3,3-dimethylbutyl)-L-
-aspartyl]-L-phenylalanine 1-methyl ester merupakan senyawa yang bersih, berbentuk
tepung kristal berwarna putih, penegas cita-rasa yang unik dan memiliki tingkat kelarutan
dalam air sama dengan aspartam serta berasa manis dengan tingkat kemanisan relatif
sebesar 7.000 kali sampai dengan 13.000 kali tingkat kemanisan sukrosa. Neotam termasuk
pemanis non-nutritif yaitu tidak memiliki nilai kalori. Penggunaan neotam dalam produk
pangan dapat secara tunggal maupun kombinasi dengan pemanis lain seperti aspartam,
garam asesulfam, siklamat, sukralosa, dan sakarin.

Fungsi lain
Penegas cita rasa (flavor enhancer) terutama cita rasa buah.

Kajian keamanan
Kajian digestive memperlihatkan bahwa neotam terurai secara cepat dan dibuang sempurna
tanpa akumulasi oleh tubuh melalui metabolisme normal. Hasil kajian komprehensif
penggunaan neotam pada binatang dan manusia termasuk anak-anak, wanita hamil,
penderita diabetes memperlihatkan bahwa neotam aman dikonsumsi manusia. Selanjutnya
neotam tidak bersifat mutagenik, teratogenik, atau karsinogenik dan tidak berpengaruh
terhadap sistem reproduksi. Kajian JECFA pada bulan Juni tahun 2003 di Roma, Italia
menyatakan bahwa ADI untuk neotam adalah sebanyak 0 mg/kg sampai dengan 2 mg/kg
berat badan.

Pengaturan
FDA dan FSANZ telah menyetujui penggunaan neotam sebagai pemanis dan pencita rasa.
Penggunaan neotam dalam berbagai produk pangan antara lain sebanyak 2 mg/kg sampai dengan 50 mg/kg produk untuk minuman ringan, sebanyak 6 mg/kg sampai dengan 130
mg/kg produk untuk produk roti, sebanyak 800 mg/kg sampai dengan 4000 mg/kg produk
untuk sediaan, sebanyak 5 mg/kg sampai dengan 50 mg/kg produk untuk produk susu),
dan sebanyak 10 mg/kg sampai dengan 1.600 mg/kg produk untuk permen karet. 

9. Sakarin (Saccharin)

Deskripsi
Sakarin sebagai pemanis buatan biasanya dalam bentuk garam berupa kalsium, kalium, dan
natrium sakarin dengan rumus kimia (C14H8CaN2O6S2.3H2O), (C7H4KNO3S.2H2O), dan
(C7H4NaNO3S.2H2O). Secara umum, garam sakarin berbentuk kristal putih, tidak berbau
atau berbau aromatik lemah, dan mudah larut dalam air, serta berasa manis. Sakarin
memiliki tingkat kemanisan relatif sebesar 300 sampai dengan 500 kali tingkat kemanisan
sukrosa dengan tanpa nilai kalori. Kombinasi penggunaannya dengan pemanis buatan
rendah kalori lainnya bersifat sinergis.

Fungsi lain
Penegas cita rasa (flavor enhancer) terutama cita rasa buah.

Kajian keamanan
Sakarin tidak dimetabolisme oleh tubuh, lambat diserap oleh usus, dan cepat dikeluarkan
melalui urin tanpa perubahan. Hasil penelitian menyebutkan bahwa sakarin tidak bereaksi
dengan DNA, tidak bersifat karsinogenik, tidak menyebabkan karies gigi, dan cocok bagi
penderita diabetes. 

Pengaturan
JECFA menyatakan sakarin merupakan bahan tambahan pangan yang aman untuk
dikonsumsi manusia dengan ADI sebanyak 5,0 mg/kg berat badan. Sejak bulan Desember
2000, FDA telah menghilangkan kewajiban pelabelan pada produk pangan yang
mengandung sakarin, dan 100 negara telah mengijinkan penggunaannya. CAC mengatur
maksimum penggunaan sakarin pada berbagai produk pangan berkisar antara 80 mg/kg
sampai dengan 5.000 mg/kg produk. 

10. Siklamat (Cyclamates)

Deskripsi
Siklamat atau asam siklamat atau cyclohexylsulfamic acid (C6H13NO3S) sebagai pemanis
buatan digunakan dalam bentuk garam kalsium, kalium, dan natrium siklamat. Secara
umum, garam siklamat berbentuk kristal putih, tidak berbau, tidak berwarna, dan mudah
larut dalam air dan etanol, serta berasa manis. Siklamat memiliki tingkat kemanisan relatif
sebesar 30 kali tingkat kemanisan sukrosa dengan tanpa nilai kalori. Kombinasi
penggunaannya dengan sakarin dan atau asesulfam-K bersifat sinergis, dan kompatibel
dengan pencitarasa dan bahan pengawet. 

Fungsi lain
Penegas cita rasa (flavor enhancer) terutama cita rasa buah.

Kajian keamanan
Pemberian siklamat dengan dosis yang sangat tinggi pada tikus percobaan dapat
menyebabkan tumor kandung kemih, paru, hati, dan limpa, serta menyebabkan kerusakan
genetik dan atropi testikular. Informasi yang dikumpulkan oleh CCC (Calorie Control
Council) menyebutkan bahwa konsumsi siklamat tidak menyebabkan kanker dan non
mutagenik. Pada tahun 1984, FDA menyatakan bahwa siklamat tidak bersifat karsinogenik.

Pengaturan
JECFA menyatakan siklamat merupakan bahan tambahan pangan yang aman untuk
dikonsumsi manusia dengan ADI sebanyak 11,0 mg/kg berat badan. CAC mengatur
maksimum penggunaan sakarin pada berbagai produk pangan berkisar antara 100 mg/kg
sampai dengan 2.000 mg/kg produk. Kanada dan USA tidak mengizinkan penggunaan
siklamat sebagai bahan tambahan pangan.

11. Silitol (Xylitol)

Deskripsi
Silitol dengan rumus kimia C5H12O5 adalah monosakarida poliol (1, 2, 3, 4, 5–
Pentahydroxipentane) yang secara alami terdapat dalam beberapa buah dan sayur. Silitol
berupa senyawa yang berbentuk bubuk kristal berwarna putih, tidak berbau, dan berasa
manis. Silitol memiliki tingkat kemanisan relatif sama dengan tingkat kemanisan sukrosa
dengan nilai kalori sebesar 2,4 kkal/g atau setara dengan 10,03 kJ/g.

Fungsi lain
Tidak ada.

Kajian keamanan
Silitol termasuk dalam golongan GRAS, sehingga aman dikonsumsi manusia, tidak
menyebabkan karies gigi, menurunkan akumulasi plak pada gigi, dan merangsang aliran
ludah dalam pembersihan dan pencegahan kerusakan gigi.

Pengaturan
JECFA menyatakan silitol merupakan bahan tambahan pangan yang aman untuk
dikonsumsi manusia. CAC mengatur maksimum penggunaan silitol pada berbagai produk
pangan berkisar antara 10.000 sampai dengan 30.000 mg/kg produk, dan sebagian
digolongkan sebagai GMP/CPPB.

12. Sorbitol (Sorbitol)

Deskripsi
Sorbitol atau D-Sorbitol atau D-Glucitol atau D-Sorbite adalah monosakarida poliol
(1,2,3,4,5,6–Hexanehexol) dengan rumus kimia C6H14O6. Sorbitol berupa senyawa yang
berbentuk granul atau kristal dan berwarna putih dengan titik leleh berkisar antara 89oC
sampai dengan 101oC, higroskopis dan berasa manis. Sorbitol memiliki tingkat kemanisan
relatif sama dengan 0,5 kali sampai dengan 0,7 kali tingkat kemanisan sukrosa dengan nilai kalori sebesar 2,6 kkal/g atau setara dengan 10,87 kJ/g. Penggunaannya pada suhu tinggi
tidak ikut berperan dalam reaksi pencoklatan (Maillard).

Fungsi lain
Bahan pengisi (filler/bulking agent), humektan, pengental (thickener), mencegah
terbentuknya kristal pada sirup.

Kajian keamanan
Sorbitol termasuk dalam golongan GRAS, sehingga aman dikonsumsi manusia, tidak
menyebabkan karies gigi dan sangat bermanfaat sebagai pengganti gula bagi penderita
diabetes dan diet rendah kalori. Meskipun demikian, US CFR memberi penegasan bahwa
produk pangan yang diyakini memberikan konsumsi sorbitol lebih dari 50 g per hari, perlu
mencantumkan pada label pernyataan: konsumsi berlebihan dapat mengakibatkan efek
laksatif .

Pengaturan
JECFA menyatakan sorbitol merupakan bahan tambahan pangan yang aman untuk
dikonsumsi manusia. CAC mengatur maksimum penggunaan sorbitol pada berbagai produk
pangan berkisar antara 500 mg/kg sampai dengan 200.000 mg/kg produk, dan sebagian
digolongkan sebagai GMP/CPPB.

13. Sukralosa (Sucralose)

Deskripsi
Sukralosa adalah triklorodisakarida yaitu 1,6-Dichloro- 1,6- dideoxy- -D-fructofuranosyl -4-
chloro-4-deoxy- -D-galactopyranoside atau 4, 1’,6’- trichlorogalactosucrose dengan rumus
kimia C12H19Cl3O8 merupakan senyawa berbentuk kristal berwarna putih; tidak berbau;
mudah larut dalam air, methanol dan alcohol; sedikit larut dalam etil asetat, serta berasa
manis tanpa purna rasa yang tidak diinginkan. Sukralosa memiliki tingkat kemanisan relatif
sebesar 600 kali tingkat kemanisan sukrosa dengan tanpa nilai kalori. 

Fungsi lain
Tidak ada. 

Kajian keamananSukralosa tidak digunakan sebagai sumber energi oleh tubuh karena tidak terurai
sebagaimana halnya dengan sukrosa. Sukralosa tidak dapat dicerna, dan langsung
dikeluarkan oleh tubuh tanpa perubahan. Hal tersebut menempatkan sukralosa dalam
golongan GRAS, sehingga aman dikonsumsi wanita hamil dan menyusui serta anak-anak
segala usia. Sukralosa teruji tidak menyebabkan karies gigi, perubahan genetik, cacat
bawaan, dan kanker. Selanjutnya sukralosa tidak pula berpengaruh terhadap perubahan
genetik, metabolisme karbohidrat, reproduksi pria dan wanita serta terhadap sistem
kekebalan. Oleh karena itu, maka sukralosa sangat bermanfaat sebagai pengganti gula
bagi penderita diabetes baik tipe I maupun II.


Batasan Penggunaan Pemanis Buatan

  1. Pemanis buatan hanya boleh ditambahkan ke dalam produk pangan dalam jumlah
    tertentu sesuai dengan ketentuan seperti yang tercantum dalam Tabel 1 sampai dengan
    Tabel 13 SNI 01-6993-2004.

  2. Pemanis buatan dapat saling bersinergi oleh karena itu penggunaannya dapat
    dilakukan secara tunggal ataupun kombinasi.

  3. Pemanis buatan yang diizinkan dapat dikonsumsi secara umum baik oleh penderita
    diabetes mellitus, pelaku diet maupun konsumen umumnya dengan batas maksimum
    penggunaan sebagaimana tercantum dalam Tabel 1 sampai dengan Tabel 13 SNI 01-6993-2004.

  4. Pemanis buatan bawaan diizinkan terdapat dalam produk pangan sepanjang
    jumlahnya tidak melebihi batas maksimum penggunaan sebagaimana tercantum dalam
    Tabel 1 sampai dengan Tabel 13 SNI 01-6993-2004 dan tidak berpengaruh terhadap cita rasa produk pangan
    yang bersangkutan.

  5. Poliol bukan berfungsi sebagai pemanis buatan apabila digunakan sebagai pencita
    rasa, bahan pengisi, penstabil, pengental, antikempal, humektan dan sekuestran.

  6. Sorbitol termasuk golongan poliol, selain sebagai pemanis buatan dapat juga
    digunakan sebagai bahan utama dalam pembuatan produk pangan seperti pada:
    - permen dengan maksimum penggunaan 99%;
    - permen karet dengan maksimum penggunaan 75%;
    - jam dan jelli dengan maksimum penggunaan 30%;
    - produk pangan yang dipanggang dengan maksimum penggunaan 30%.

  7. Penggunaan pemanis buatan selain yang disebutkan pada Tabel 1 sampai dengan
    Tabel 13 harus mendapatkan izin setelah melalui proses penilaian oleh badan yang
    berwenang dalam pengawasan di bidang pangan.

  8. Pemanis buatan tidak diizinkan penggunaannya pada produk pangan khusus untuk
    bayi, balita, ibu hamil dan ibu menyusui.


Daftar Pustaka :

SNI 01-6993-2004 (Bahan tambahan pangan pemanis buatan - Persyaratan penggunaan dalam produk pangan). Badan Standarisasi Nasional(BSN), Senayan Jakarta.

0 komentar:

Posting Komentar